Data dari UNESCO World Heritage Centre mencatat fakta yang menarik. Ternyata, Istana Alhambra di Granada dan Masjid-Katedral Cordoba adalah dua situs warisan dunia yang paling banyak dikunjungi di Spanyol. Jutaan orang setiap tahunnya memang berdecak kagum pada keindahan arsitekturnya. Bangunan megah ini menjadi saksi bisu sebuah peradaban emas.
Namun, banyak dari kita mungkin hanya mengenal bangunannya, bukan para arsitek peradabannya. Padahal, mengenal mereka berarti menyelami sebuah era yang luar biasa. Saat itu, Andalusia (Spanyol Islam) menjadi mercusuar ilmu pengetahuan bagi dunia yang masih berada dalam Abad Kegelapan. Perjalanan ini bukan sekadar wisata sejarah, melainkan sebuah upaya untuk mengambil kembali narasi kebanggaan dan inspirasi dari para pendahulu kita.
Oleh karena itu, artikel ini akan membawamu dalam sebuah perjalanan waktu. Kamu akan mengenal lebih dekat figur-figur kunci yang menjadi pilar kejayaan Islam di Eropa. Kamu akan menemukan bahwa warisan mereka bukanlah sekadar bangunan batu. Sebaliknya, warisan itu adalah gagasan dan penemuan yang ilmunya terus mengalir hingga hari ini. Hal ini membuktikan betapa dahsyatnya pengaruh para tokoh Islam di Spanyol bagi kemajuan peradaban manusia.
Jejak Emas 5 Tokoh Islam di Spanyol yang Wajib Kamu Kenal
Andalusia adalah kawah candradimuka yang melahirkan para polymath, yaitu manusia dengan keahlian di berbagai bidang. Dari sekian banyak nama besar, ada beberapa figur yang pengaruhnya begitu fundamental. Bahkan, dunia modern berutang banyak pada mereka. Mereka adalah bukti nyata bahwa peradaban Islam adalah peradaban ilmu.
1. Abdurrahman III (891-961 M): Sang Arsitek Kekhalifahan Cordoba
Jika Andalusia adalah sebuah mahakarya, maka Abdurrahman III adalah seniman utamanya. Ia bukanlah seorang ilmuwan. Sebaliknya, ia adalah seorang pemimpin visioner yang menciptakan ekosistem bagi ilmu pengetahuan untuk tumbuh subur.
- Pencapaian Utama: Pertama-tama, ia berhasil menyatukan kembali Al-Andalus yang terpecah-belah akibat konflik internal. Puncak kepemimpinannya adalah saat ia memproklamasikan Kekhalifahan Cordoba pada tahun 929 M. Akibatnya, status Cordoba menjadi setara dengan Kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad dan Fatimiyah di Mesir.
- Warisan Abadi: Di bawah kepemimpinannya, Cordoba menjelma menjadi kota paling maju di Eropa. Ia kemudian membangun kota istana legendaris, Madinat al-Zahra, yang menjadi pusat pemerintahan dan kebudayaan. Selain itu, perpustakaan Cordoba pada masanya menyimpan lebih dari 400.000 manuskrip. Fakta ini menjadikannya pusat intelektual dunia. Ia berhasil menciptakan panggung bagi para ilmuwan, filsuf, dan seniman untuk berkarya dengan bebas.
2. Az-Zahrawi (936-1013 M): Bapak Bedah Modern
Lupakan apa yang kamu tahu tentang operasi bedah primitif. Jauh sebelum dunia Barat mengenalnya, seorang dokter jenius di Cordoba telah meletakkan fondasi ilmu bedah modern. Namanya adalah Abu al-Qasim al-Zahrawi, atau dikenal di Barat sebagai Abulcasis.
- Pencapaian Utama: Ia menulis Al-Tasrif, sebuah ensiklopedia medis 30 volume. Hebatnya, karya ini menjadi rujukan utama kedokteran di Eropa selama lebih dari 500 tahun. Volume terakhirnya yang membahas tentang bedah adalah karya paling monumental.
- Warisan Abadi: Az-Zahrawi adalah penemu lebih dari 200 alat bedah. Bahkan, banyak di antaranya masih menjadi dasar bagi instrumen modern. Ia adalah orang pertama yang mendeskripsikan kehamilan ektopik. Ia juga menggunakan benang dari usus hewan (catgut) untuk menjahit luka internal. Tentu saja, benang ini bisa diserap oleh tubuh. Selain itu, ia memperkenalkan banyak prosedur bedah yang revolusioner.
3. Ibnu Rusyd (1126-1198 M): Sang Jembatan Filsafat Timur dan Barat
Di persimpangan antara iman dan akal, berdirilah seorang raksasa intelektual bernama Ibnu Rusyd, atau Averroes. Ia adalah seorang filsuf, dokter, ahli fikih, dan astronom. Karyanya berhasil mendamaikan filsafat Yunani klasik dengan ajaran Islam.
- Pencapaian Utama: Karyanya yang paling berpengaruh adalah komentarnya yang sangat detail terhadap karya-karya Aristoteles. Melalui tulisan inilah, dunia Barat seolah ‘menemukan kembali’ pemikiran Aristoteles. Akibatnya, hal ini memicu gelombang intelektual besar yang pada akhirnya melahirkan Renaisans.
- Warisan Abadi: Sebagai contoh, Ibnu Rusyd mengajarkan bahwa tidak ada pertentangan antara wahyu (agama) dan akal (filsafat). Menurutnya, keduanya adalah jalan menuju kebenaran yang sama. Oleh karena itu, gagasannya tentang rasionalisme sangat memengaruhi para pemikir Eropa seperti Thomas Aquinas.
4. Al-Idrisi (1100-1165 M): Sang Kartografer Dunia
Jauh sebelum era Google Maps, seorang geograf Muslim telah menciptakan peta dunia yang sangat akurat. Ia berasal dari Ceuta, yang saat itu bagian dari Al-Andalus. Namanya adalah Abu Abdallah Muhammad al-Idrisi.
- Pencapaian Utama: Atas permintaan Raja Roger II dari Sisilia, ia menciptakan Tabula Rogeriana (Peta Roger). Ini adalah sebuah peta dunia yang disertai buku panduan geografisnya, Nuzhat al-Mushtaq. Selama lebih dari tiga abad, karyanya menjadi referensi geografis paling otoritatif di dunia.
- Warisan Abadi: Peta Al-Idrisi membalikkan tradisi, dengan menempatkan selatan di bagian atas. Namun yang lebih penting, ia menggabungkan pengetahuan dari para penjelajah Muslim dan pelaut Norman. Hasilnya adalah peta yang jauh lebih detail dan akurat daripada peta-peta Eropa pada masanya.
5. Ziryab (789-857 M): Sang Penentu Tren Budaya dan Gaya Hidup
Peradaban tidak hanya dibangun oleh ilmuwan dan pemimpin, tetapi juga oleh para budayawan. Ali ibn Nafi’, yang dijuluki Ziryab (Si Burung Hitam), adalah seorang musisi dan polymath dari Baghdad. Ia kemudian hijrah ke Cordoba dan merevolusi hampir setiap aspek kehidupan sosial di sana.
- Pencapaian Utama: Ia mendirikan sekolah musik pertama di Eropa. Ia juga menambahkan senar kelima pada Oud (kecapi), dan memperkenalkan musik gaya Persia-Arab. Musik inilah yang menjadi cikal bakal musik Spanyol modern (Flamenco).
- Warisan Abadi: Pengaruhnya ternyata jauh melampaui musik. Ziryab adalah seorang trendsetter. Ia memperkenalkan pasta gigi, deodoran, dan gaya rambut baru. Ia juga memperkenalkan konsep makan tiga hidangan, penggunaan gelas kristal, dan mode pakaian berdasarkan musim. Singkatnya, ia adalah ikon gaya hidup yang mengubah Cordoba menjadi pusat mode dunia.
Tentu saja, membaca kisah mereka sudah sangat luar biasa. Namun, merasakan langsung atmosfer kota tempat mereka berkarya akan memberikan pengalaman yang jauh lebih mendalam. Karena itulah, perjalanan napak tilas seperti program Wisata Halal Eropa yang ditawarkan oleh Al Khair Tour and Travel menjadi begitu diminati. Kamu bisa berjalan di lorong-lorong bersejarah Cordoba, membayangkan langsung kejeniusan para tokoh Islam di Spanyol ini.
Sebagai kesimpulan, warisan yang mereka tinggalkan adalah bukti bahwa Andalusia bukan hanya tentang bangunan megah. Sebaliknya, ia adalah tentang kekuatan gagasan, semangat inovasi, dan toleransi intelektual. Para tokoh Islam di Spanyol ini adalah raksasa yang pundaknya menjadi pijakan bagi peradaban modern. Kisah mereka adalah sumber kebanggaan dan inspirasi yang tak lekang oleh waktu.