Data statistik terbaru dari State Committee for Tourism Development of Uzbekistan pada awal tahun 2025 menunjukkan bahwa Tashkent, ibu kotanya, kini bukan lagi sekadar titik transit. Kota ini telah bertransformasi menjadi destinasi utama, terutama bagi para pelancong yang mencari jejak-jejak peradaban Islam yang otentik. Di jantung kota modern yang terus berdenyut ini, terdapat sebuah oase spiritual yang menjadi magnet utama bagi jutaan peziarah: sebuah kawasan suci yang menyimpan salah satu artefak paling berharga dalam sejarah dunia Islam.
Bagi kamu yang merindukan sebuah perjalanan yang mampu mengisi relung jiwa, pencarian akan Kompleks Hazrati Imam adalah sebuah keharusan. Ini bukanlah sekadar kumpulan bangunan tua. Sebaliknya, ia adalah sebuah episentrum sejarah, sebuah perpustakaan hidup tempat denyut nadi keilmuan Islam Asia Tengah masih bisa dirasakan hingga hari ini. Melangkahkan kaki ke dalamnya adalah seperti membuka sebuah kitab kuno yang setiap halamannya menceritakan kisah tentang iman, ilmu, dan warisan agung yang tak ternilai.
Artikel ini akan menjadi pemandu setiamu untuk menyingkap setiap tabir kemuliaan yang tersimpan di dalamnya. Kami akan membawamu menjelajahi setiap sudut, memahami makna di balik setiap pilar, dan merasakan getaran spiritual yang hanya bisa ditemukan di tempat ini. Kamu akan menemukan mengapa kompleks ini lebih dari sekadar destinasi, melainkan sebuah pengalaman iman yang akan terpatri selamanya.
Menyingkap Tabir Kompleks Hazrati Imam: Jantung Spiritual Tashkent
Secara resmi dikenal sebagai Kompleks Sejarah dan Arsitektur Hazrati Imam, kawasan ini adalah denyut nadi spiritual bagi Tashkent dan seluruh Uzbekistan. Penamaannya diambil dari nama seorang ulama, cendekiawan, dan penyair agung pertama di Tashkent, Abu Bakr Muhammad Kaffal-Shashi, yang bergelar Hazrati Imam (Imam yang Suci). Di dalam area yang luas dan tertata indah ini, terdapat beberapa bangunan paling penting dalam sejarah Islam di kawasan tersebut.
1. Perpustakaan Muyi Mubarak: Tempat Disimpannya Mushaf Utsmani
Inilah permata utama, alasan paling kuat mengapa Kompleks Hazrati Imam menjadi begitu istimewa dan didatangi peziarah dari seluruh dunia. Di dalam sebuah bangunan perpustakaan yang dijaga ketat, kamu bisa melihat dengan mata kepala sendiri salah satu salinan Al-Qur’an tertua di dunia.
- Sejarah Agung: Mushaf ini dikenal sebagai Mushaf Utsmani, yang diyakini sebagai salah satu dari lima salinan Al-Qur’an asli yang diperintahkan untuk ditulis pada masa Khalifah Utsman bin Affan RA. Lembarannya yang terbuat dari kulit rusa berukuran sangat besar, dan di salah satu halamannya terdapat bercak berwarna gelap yang diyakini sebagai jejak darah sang khalifah saat beliau syahid terbunuh ketika sedang membacanya.
- Perjalanan Panjang: Mushaf ini memiliki riwayat perjalanan yang luar biasa. Setelah dari Madinah, ia kemudian dibawa ke Kufah, lalu ke Samarkand oleh Timur Lenk. Sempat dibawa ke Rusia, mushaf ini akhirnya dikembalikan ke Tashkent. Berdiri di hadapannya, merasakan usianya yang lebih dari 1.400 tahun, adalah sebuah pengalaman yang sangat menggetarkan jiwa dan menguatkan iman.
2. Madrasah Barak-Khan: Gerbang Menuju Masa Lalu
Saat pertama kali memasuki kompleks, kamu akan disambut oleh gerbang megah dari Madrasah Barak-Khan. Dibangun pada abad ke-16, madrasah ini pernah menjadi pusat pendidikan Islam yang penting.
- Arsitektur Klasik: Bangunannya menampilkan arsitektur Islam Asia Tengah yang khas, dengan kubah biru pirus dan detail mozaik yang menawan. Halaman tengahnya yang luas dan tenang akan membawamu kembali ke masa ketika para santri berjalan sambil menghafal pelajaran mereka.
- Pusat Kerajinan Tangan: Saat ini, sel-sel atau kamar-kamar kecil bekas para santri telah diubah menjadi toko-toko kerajinan tangan. Di sini, kamu bisa menemukan para seniman lokal yang membuat kaligrafi, ukiran kayu, dan keramik dengan sangat indah.
3. Masjid Tellya-Sheikh: Masjid Agung Hari Jumat
Berdiri megah di seberang Madrasah Barak-Khan, Masjid Tellya-Sheikh adalah masjid utama di kompleks ini yang digunakan untuk sholat Jumat. Meskipun bangunannya relatif lebih modern (dibangun pada abad ke-19), ia tetap memancarkan pesona spiritual. Dua menaranya yang menjulang tinggi seolah menjadi penanda arah bagi setiap Muslim di Tashkent untuk datang menunaikan ibadah.
4. Mausoleum Kaffal-Shashi: Peristirahatan Sang Cendekiawan Agung
Inilah bangunan tertua dan menjadi cikal bakal dari keseluruhan kompleks. Di sinilah Abu Bakr Muhammad Kaffal-Shashi dimakamkan. Beliau adalah seorang ulama besar, ahli bahasa, dan penyair yang hidup pada abad ke-10. Masyarakat sangat menghormatinya, dan makamnya menjadi tujuan ziarah selama berabad-abad, yang pada akhirnya mendorong pembangunan struktur-struktur lain di sekitarnya.
5. Institut Islam Imam Al-Bukhari: Penerus Tradisi Keilmuan
Keistimewaan kompleks ini adalah ia bukan sekadar museum mati. Kehadiran Institut Islam Imam Al-Bukhari menunjukkan bahwa tradisi keilmuan terus berlanjut hingga hari ini. Didirikan pada tahun 1971, institut ini berfungsi sebagai lembaga pendidikan tinggi Islam, melahirkan para ulama dan cendekiawan baru yang akan melanjutkan warisan para pendahulunya.
Tentu saja, membaca tentang semua harta karun ini sudah sangat memukau. Akan tetapi, merasakan langsung ketenangan di dalam Masjid Tellya-Sheikh atau merasakan getaran iman saat melihat Mushaf Utsmani adalah pengalaman yang tidak bisa diwakilkan oleh kata-kata. Karena itulah, sebuah perjalanan yang dipandu dengan baik menjadi sangat berharga. Biro perjalanan yang berpengalaman seperti Al Khair Tour and Travel tidak hanya mengatur logistik perjalananmu. Lebih dari itu, mereka menyediakan pemandu berilmu yang bisa menjelaskan setiap detail sejarah dan makna spiritual, memastikan perjalananmu menjadi sebuah ziarah keilmuan yang utuh.
Sebagai kesimpulan, mengunjungi Kompleks Hazrati Imam adalah sebuah kewajiban bagi siapa pun yang melakukan perjalanan ke Uzbekistan. Ini adalah kesempatan langka untuk terhubung secara langsung dengan artefak-artefak paling otentik dalam sejarah Islam. Ini adalah sebuah perjalanan untuk mengisi kembali baterai iman, memperluas wawasan, dan menjadi saksi bisu dari sebuah warisan agung yang terus dijaga dengan penuh cinta di jantung Asia Tengah.