Bara yang Tak Kunjung Padam: Mengingat Kembali Peristiwa Pembakaran Al Aqsa

Peristiwa Pembakaran Al Aqsa

Daftar isi

Di jantung Kota Tua Yerusalem, berdiri megah Kompleks Masjid Al-Aqsa. Tempat ini adalah titik temu iman dan sejarah. Sebagai kiblat pertama dan situs tersuci ketiga bagi umat Islam, Al-Aqsa bukan sekadar bangunan. Ia adalah simbol, warisan, dan saksi perjalanan peradaban.

Namun, keheningan sakralnya terkoyak pada 21 Agustus 1969. Api melalap bagian sucinya dalam sebuah tragedi yang dikenal sebagai Peristiwa Pembakaran Al Aqsa. Ini bukan sekadar insiden biasa. Peristiwa ini adalah luka mendalam yang dampaknya terasa hingga kini. Tragedi ini meninggalkan bara yang tak kunjung padam dalam ingatan dunia Islam.

Artikel ini akan mengupas tuntas Peristiwa Pembakaran Al Aqsa. Kita akan membahas latar belakang sejarahnya, kronologi kejadian, hingga dampak globalnya. Ini bukan sekadar mengenang. Tujuannya adalah memahami mengapa tragedi ini menjadi titik balik penting. Kita juga akan melihat bagaimana hikmahnya bisa diambil melalui sebuah perjalanan spiritual.

 

Latar Belakang Sejarah: Mengapa Al-Aqsa Begitu Penting?

Penting untuk memahami kedudukan Masjid Al-Aqsa sebelum membahas tragedinya. Bagi umat Islam di seluruh dunia, Al-Aqsa memiliki nilai yang tak terhingga. Berikut adalah tiga alasan utamanya:

  1. Kiblat Pertama: Sebelum Ka’bah, Masjid Al-Aqsa adalah arah salat (kiblat) pertama umat Islam.
  2. Situs Tersuci Ketiga: Al-Aqsa adalah tempat paling suci setelah Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah.
  3. Titik Perjalanan Isra Mi’raj: Al-Aqsa adalah tempat persinggahan Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan Isra sebelum naik ke langit (Mi’raj). Peristiwa agung ini tercatat dalam Al-Qur’an (QS. Al-Isra: 1).

Kompleks suci ini sangat luas. Ia mencakup masjid dengan kubah perak, Kubah Batu (Dome of the Rock), dan area halaman yang lapang. Lokasinya berada di Yerusalem, kota suci bagi tiga agama Samawi. Hal ini menjadikannya pusat spiritual sekaligus titik konflik geopolitik yang sensitif.

 

Kronologi Tragedi: Detik-detik Terjadinya Peristiwa Pembakaran Al Aqsa

Pagi itu, Kamis, 21 Agustus 1969. Dunia dikejutkan oleh berita duka. Asap tebal membubung dari Kompleks Al-Haram asy-Syarif. Api melalap bagian tenggara masjid. Area ini memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi.

Api secara spesifik menargetkan artefak paling berharga: Minbar Salahuddin Al-Ayyubi. Mimbar ini adalah sebuah mahakarya seni. Terbuat dari kayu cedar dan gading, mimbar ini dibuat atas perintah Nuruddin Zanki pada abad ke-12. Salahuddin Al-Ayyubi menempatkannya di Al-Aqsa setelah membebaskan Yerusalem. Kehancurannya adalah sebuah serangan simbolis terhadap warisan dan kemenangan Islam.

Warga Palestina segera berdatangan dengan peralatan seadanya. Mereka menggunakan ember dan wadah air untuk memadamkan api. Banyak yang mempertaruhkan nyawa demi menyelamatkan situs suci itu. Upaya pemadaman api dilaporkan sempat terhambat. Hal ini memicu kemarahan dan tuduhan adanya kesengajaan dalam penanganan insiden.

 

Siapakah Pelaku di Balik Kobaran Api?

Pelaku Peristiwa Pembakaran Al Aqsa adalah seorang turis Australia. Namanya Denis Michael Rohan. Ia merupakan anggota sekte Kristen evangelis fundamentalis bernama “Church of God”.

Motif Rohan didasari oleh delusi mesianik yang kuat. Ia percaya tindakannya akan mempercepat kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali. Menurut keyakinannya, Kuil Sulaiman harus dibangun kembali di lokasi masjid. Ia menganggap pembakaran itu adalah “perintah ilahi” untuk membersihkan jalan.

Rohan ditangkap dua hari setelah kejadian. Dalam persidangan, ia dinyatakan tidak waras (insane). Ia kemudian dideportasi ke Australia dan menghabiskan sisa hidupnya di fasilitas kesehatan mental. Meskipun ia dinyatakan tidak waras, dunia Islam memandang tindakannya secara berbeda. Aksi Rohan dianggap sebagai puncak agresi dan ketegangan pasca pendudukan Yerusalem Timur pada 1967.

 

Dampak Global: Lahirnya Organisasi Kerja Sama Islam (OKI)

Peristiwa Pembakaran Al Aqsa mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh dunia Islam. Kemarahan meluas dari Jakarta hingga Rabat. Unjuk rasa besar digelar untuk mengutuk serangan tersebut.

Tragedi ini menjadi sebuah katalisator. Para pemimpin Muslim sadar akan perlunya sebuah wadah persatuan. Tujuannya adalah melindungi kepentingan umat dan situs-situs suci Islam. Sebagai respons, para pemimpin dari 25 negara Muslim berkumpul di Rabat, Maroko. Pertemuan pada September 1969 ini sangat bersejarah.

Dari pertemuan inilah lahir Organisasi Konferensi Islam (OKI). Kini, organisasi tersebut dikenal sebagai Organisasi Kerja Sama Islam. Tujuan utamanya jelas: menggalang solidaritas, melindungi situs suci, dan mendukung perjuangan rakyat Palestina. Api yang membakar mimbar Salahuddin justru menyalakan api persatuan di kalangan negara-negara Muslim.

 

Menyaksikan Sejarah dengan Mata Kepala: Spiritualitas di Bumi Para Nabi

Membaca sejarah adalah satu hal. Namun, merasakan langsung atmosfer spiritualnya adalah pengalaman yang berbeda. Mengunjungi Yerusalem dan Al-Aqsa bukan sekadar wisata. Ini adalah sebuah perjalanan untuk memperdalam iman dan memahami perjuangan.

Anda terpanggil untuk melakukan perjalanan penuh makna ini? Al Khair Tour and Travel Biro Perjalanan siap mendampingi Anda. Kami paham perjalanan ke tanah suci ini adalah ziarah hati dan pikiran. Karena itu, kami merancang setiap detail perjalanan untuk memastikan pengalaman spiritual yang mendalam, aman, dan nyaman.

 

Mengunjungi Jejak Sejarah dengan Paket Trip Perjalanan Bumi Para Nabi

Al Khair Tour and Travel Biro Perjalanan secara khusus mempersembahkan Paket Trip Perjalanan Bumi Para Nabi. Paket ini akan membawa Anda menelusuri jejak para nabi di tiga negara: Palestina (Yerusalem), Yordania, dan Mesir.

Melalui paket ini, Anda akan:

  • Mendapatkan kesempatan untuk shalat di Masjid Al-Aqsa yang penuh berkah.
  • Melihat langsung lokasi Peristiwa Pembakaran Al Aqsa dan replika mimbar yang telah dibangun kembali.
  • Didampingi pemandu berpengalaman yang akan menjelaskan setiap detail sejarah.
  • Mengunjungi situs penting lainnya seperti Kubah Batu, Makam Nabi Ibrahim, dan tempat kelahiran Nabi Isa.

Perjalanan bersama Al Khair Tour and Travel akan memberi Anda konteks yang lebih dalam. Anda tidak hanya melihat, tetapi juga memahami dan merasakan getaran spiritualnya.

 

Kesimpulan: Menjaga Ingatan, Merawat Harapan

Peristiwa Pembakaran Al Aqsa pada 1969 adalah babak kelam dalam sejarah. Ini adalah pengingat menyakitkan tentang betapa rentannya situs suci dari kebencian. Namun, dari abu tragedi itu, lahir kesadaran dan persatuan baru di dunia Islam.

Mengingat peristiwa ini bukan untuk menumbuhkan dendam. Tujuannya adalah untuk menjaga ingatan (memoria) dan mengambil pelajaran (ibrah). Tentu saja, kita juga harus terus merawat harapan. Harapan agar tempat suci selalu dihormati dan dilindungi.

Bagi umat Islam, cara terbaik menjaga ikatan dengan Al-Aqsa adalah dengan tidak melupakannya. Terus mendoakannya. Dan jika ada kesempatan, mengunjunginya untuk merasakan langsung denyut spiritualnya. Wujudkan niat suci Anda bersama Al Khair Tour and Travel Biro Perjalanan melalui Paket Trip Perjalanan Bumi Para Nabi. Ubah pengetahuan sejarah menjadi pengalaman iman yang tak terlupakan.

Bagikan

Facebook
LinkedIn
WhatsApp
X
Threads
Email

Artikel Terkait