Seperti Shalat di Dalam Ka’bah: Meraih Keutamaan Agung Sholat di Hijir Ismail

Daftar isi

Di hari Jumat yang penuh berkah ini, jutaan umat Islam di seluruh dunia menunaikan shalat dan memanjatkan doa. Di antara jutaan doa tersebut, terselip sebuah impian suci yang sama: sebuah harapan untuk suatu hari nanti bisa bersujud di depan Ka’bah, di Masjidil Haram. Bagi mereka yang telah diberi rezeki untuk sampai ke sana, ada satu lagi impian yang lebih spesifik, sebuah puncak pengalaman spiritual yang menjadi incaran setiap peziarah: kesempatan untuk sholat di Hijir Ismail.

Ini bukanlah sekadar shalat sunnah biasa. Shalat di area kecil berbentuk setengah lingkaran yang menempel di sisi utara Ka’bah ini memiliki keutamaan yang luar biasa. Berdasarkan hadis Rasulullah SAW, shalat di dalamnya bernilai sama seperti shalat di dalam Ka’bah itu sendiri. Sebuah anugerah yang tak ternilai, sebuah kesempatan untuk berada di salah satu titik paling mustajab di muka bumi.

Artikel ini adalah panduan lengkap Anda untuk memahami segalanya tentang amalan mulia ini. Mulai dari sejarah dan kedudukan Hijir Ismail, dalil keutamaannya yang agung, hingga tata cara dan tips praktis untuk bisa meraih kesempatan emas di tengah lautan manusia. Mari selami bersama mengapa sholat di Hijir Ismail adalah cita-cita setiap tamu Allah.

 

Apa Sebenarnya Hijir Ismail? Mengenal Area Suci di Sisi Ka’bah

Sebelum membahas keutamaannya, penting untuk mengenal terlebih dahulu apa itu Hijir Ismail. Area yang dibatasi oleh dinding rendah berbentuk setengah lingkaran ini bukanlah sekadar pelengkap bangunan Ka’bah. Ia adalah bagian tak terpisahkan dari sejarah Baitullah.

 

1. Sejarah Singkat dan Statusnya

Menurut riwayat, saat Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS membangun Ka’bah, fondasinya berbentuk persegi panjang. Area yang kini dikenal sebagai Hijir Ismail dahulu termasuk di dalam bangunan Ka’bah tersebut. Bertahun-tahun kemudian, sebelum masa kenabian Muhammad SAW, kaum Quraisy merenovasi Ka’bah yang rusak akibat banjir. Namun, karena mereka berkomitmen hanya menggunakan dana yang halal, mereka kekurangan biaya untuk membangunnya kembali sesuai fondasi asli Nabi Ibrahim.

Akibatnya, mereka membangun Ka’bah dengan ukuran yang lebih kecil (berbentuk kubus seperti sekarang) dan memberikan tanda pada sisa fondasi di sisi utara dengan membangun dinding rendah. Area inilah yang kemudian dikenal sebagai Hijir Ismail. Di sinilah juga diyakini terdapat makam Nabi Ismail AS dan ibundanya, Siti Hajar.

2. Dalil bahwa Hijir Ismail adalah Bagian dari Ka’bah

Status Hijir Ismail sebagai bagian dari Ka’bah ditegaskan langsung oleh Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadis yang sangat terkenal, ‘Aisyah RA berkata:

“Aku sangat ingin memasuki Ka’bah untuk shalat di dalamnya. Lalu Rasulullah SAW memegang tanganku dan membawaku masuk ke dalam Hijir (Ismail) seraya bersabda, ‘Shalatlah di sini jika engkau ingin masuk ke dalam Ka’bah, karena ini termasuk bagian dari Baitullah’.” (HR. Tirmidzi, Abu Daud, An-Nasa’i)

Hadis inilah yang menjadi landasan utama mengapa jutaan Muslim berjuang untuk bisa shalat di area yang sempit ini.

 

Keutamaan Luar Biasa Sholat di Hijir Ismail

Memahami sejarahnya akan membawa kita pada keutamaannya yang agung.

  • Bernilai Sama Seperti Shalat di Dalam Ka’bah: Inilah keutamaan terbesar. Ka’bah adalah “Rumah Allah” (Baitullah). Memasukinya adalah sebuah kehormatan luar biasa yang di masa kini hanya diberikan kepada tamu-tamu kehormatan negara atau petugas pembersih. Namun, melalui petunjuk Rasulullah SAW, Allah SWT memberikan kesempatan bagi setiap hamba-Nya untuk merasakan keutamaan yang sama dengan cara shalat di Hijir Ismail.
  • Tempat Mustajab untuk Berdoa: Karena statusnya sebagai bagian dari Ka’bah, Hijir Ismail diyakini sebagai salah satu tempat paling mustajab (terkabulnya doa) di seluruh kompleks Masjidil Haram. Di bawah Mizab ar-Rahmah (pancuran emas Ka’bah) yang airnya jatuh langsung ke area ini, banyak peziarah menengadahkan tangan, memanjatkan doa-doa dan hajat mereka dengan penuh keyakinan.

 

Panduan Praktis: Tata Cara dan Tips Meraih Kesempatan Emas

Mendapatkan kesempatan untuk sholat di Hijir Ismail adalah sebuah “perjuangan” yang membutuhkan kesabaran, strategi, dan tentu saja, pertolongan dari Allah. Berikut adalah panduan praktisnya:

1. Niat dan Jenis Shalat yang Dianjurkan

Perlu dicatat bahwa shalat yang dilakukan di sini adalah shalat sunnah, bukan shalat fardhu. Shalat fardhu wajib dilakukan berjamaah bersama imam. Shalat yang paling umum dilakukan adalah:

  • Shalat Sunnah Mutlaq: Shalat sunnah dua rakaat tanpa nama atau waktu spesifik.
  • Shalat Taubat: Memohon ampunan atas segala dosa.
  • Shalat Hajat: Memohon agar keinginan atau hajat kita dikabulkan.

Niatkan shalat Anda dengan ikhlas karena Allah dan untuk mengikuti sunnah Rasulullah SAW.

2. Perjuangan dan Kesabaran: Tips Masuk ke Hijir Ismail

Area ini hampir tidak pernah sepi. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa tips:

  • Pilih Waktu yang Tepat: Meskipun tidak ada jaminan, beberapa waktu memiliki peluang lebih besar. Misalnya, larut malam (pukul 1-3 pagi), beberapa saat setelah shalat fardhu ketika jamaah mulai bubar, atau pada musim-musim yang tidak terlalu padat (di luar Ramadhan dan musim Haji).
  • Ikuti Arus, Jangan Melawan: Jangan pernah mencoba menerobos atau mendorong dengan kasar. Ini akan menyakiti orang lain dan menghilangkan keberkahan ibadah Anda. Ikutilah arus jamaah yang bergerak menuju pintu masuk Hijir Ismail dengan sabar.
  • Manfaatkan Waktu Sebaik Mungkin: Seringkali, Anda hanya memiliki waktu beberapa menit di dalam sebelum didorong oleh arus jamaah di belakang Anda. Jangan sia-siakan. Segera laksanakan shalat sunnah dua rakaat yang ringkas namun khusyuk. Siapkan doa-doa utama Anda untuk dipanjatkan segera setelah shalat.
  • Sabar dan Ikhlas: Mungkin Anda tidak berhasil pada percobaan pertama. Jangan berkecil hati. Teruslah berdoa dan mencoba lagi di lain waktu. Jika pada akhirnya tidak berhasil, ikhlaskan. Niat dan usaha Anda, insya Allah, sudah tercatat sebagai pahala.

Kesimpulan: Sebuah Kesempatan Emas di Jantung Baitullah

Sholat di Hijir Ismail adalah sebuah anugerah, sebuah karunia bagi umat Nabi Muhammad SAW untuk merasakan kemuliaan beribadah di dalam Rumah-Nya. Ia adalah simbol bahwa dengan mengikuti sunnah, pintu-pintu kemuliaan yang tampak mustahil pun bisa dibukakan oleh Allah SWT.

Di hari Jumat yang berkah ini, mari kita tanamkan niat yang kuat di dalam hati untuk suatu hari nanti bisa menjadi salah satu orang yang beruntung, yang bersujud di atas marmer suci Hijir Ismail. Dan saat Allah memanggil Anda ke Baitullah, biarkan Al Khair Tour and Travel Biro Perjalanan mendampingi Anda, memastikan Anda tidak hanya menyelesaikan rukun wajib, tetapi juga meraih keutamaan-keutamaan sunnah yang paling agung.

Bagikan

Facebook
LinkedIn
WhatsApp
X
Threads
Email

Artikel Terkait