Kisah Isra Miraj Al Aqsa: Perjalanan Spiritual Nabi Muhammad SAW yang Penuh Makna

brown and green dome building under white clouds during daytime

Daftar isi

Bagi umat Islam, Isra Miraj adalah salah satu peristiwa paling agung yang sarat makna spiritual. Perjalanan luar biasa ini terjadi pada diri Nabi Muhammad SAW ketika beliau diisra’kan dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjid Al Aqsa di Palestina, lalu dimi’rajkan menuju langit hingga Sidratul Muntaha.

Bagi kita yang sudah menginjak usia 30 tahun ke atas, memahami Kisah Isra Miraj Al Aqsa bukan hanya soal sejarah keagamaan, tetapi juga tentang refleksi hidup, perjalanan iman, dan bagaimana kita bisa mengambil pelajaran dalam menghadapi tantangan zaman modern.


Latar Belakang Peristiwa Isra Miraj

Isra Miraj terjadi pada periode penuh ujian dalam kehidupan Rasulullah SAW, yakni setelah wafatnya Abu Thalib (paman sekaligus pelindung Rasulullah) dan Khadijah RA (istri tercinta beliau). Tahun itu dikenal sebagai ‘Aamul Huzn atau Tahun Kesedihan.

Allah SWT kemudian menghibur hati Rasulullah dengan memperjalankan beliau dalam perjalanan yang tidak mungkin dilakukan manusia biasa: Isra (perjalanan malam dari Masjidil Haram ke Masjid Al Aqsa) dan Miraj (naik ke langit hingga bertemu Allah SWT).


Isra: Dari Masjidil Haram ke Masjid Al Aqsa

Dalam Al-Qur’an, Surat Al-Isra ayat 1 menjelaskan:

“Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjid Al Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya…”

Perjalanan dengan Buraq

Rasulullah SAW diperjalankan menggunakan Buraq, hewan tunggangan berwarna putih yang sangat cepat. Dalam sekejap mata, beliau sampai ke Masjid Al Aqsa di Yerusalem.

Di sana, Nabi Muhammad SAW memimpin shalat berjamaah bersama para nabi terdahulu, termasuk Nabi Musa, Nabi Ibrahim, dan Nabi Isa. Hal ini menunjukkan bahwa Islam adalah penyempurna agama-agama sebelumnya.


Mi’raj: Naik ke Langit Tujuh

Setelah perjalanan ke Al Aqsa, Rasulullah SAW dinaikkan ke langit (mi’raj) oleh malaikat Jibril. Beliau melewati tujuh lapisan langit dan bertemu dengan para nabi:

  1. Langit Pertama – bertemu Nabi Adam AS.

  2. Langit Kedua – bertemu Nabi Isa AS dan Yahya AS.

  3. Langit Ketiga – bertemu Nabi Yusuf AS.

  4. Langit Keempat – bertemu Nabi Idris AS.

  5. Langit Kelima – bertemu Nabi Harun AS.

  6. Langit Keenam – bertemu Nabi Musa AS.

  7. Langit Ketujuh – bertemu Nabi Ibrahim AS.

Puncak perjalanan ini adalah ketika Nabi Muhammad SAW sampai di Sidratul Muntaha, tempat paling tinggi yang tidak bisa ditembus oleh malaikat sekalipun.


Perintah Shalat sebagai Hadiah Isra Miraj

Di Sidratul Muntaha, Nabi Muhammad SAW menerima perintah langsung dari Allah SWT untuk melaksanakan shalat lima waktu. Awalnya diwajibkan 50 kali, tetapi setelah Nabi Musa AS menyarankan agar dimohonkan keringanan, jumlahnya dikurangi hingga menjadi lima kali sehari.

Namun, meskipun hanya lima kali, pahalanya tetap setara dengan 50 kali shalat. Inilah salah satu bentuk kasih sayang Allah kepada umat Nabi Muhammad SAW.


Makna Kisah Isra Miraj Al Aqsa

Peristiwa agung ini bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan sarat makna spiritual yang relevan hingga kini.

1. Penguatan Iman

Isra Miraj menjadi ujian keimanan bagi umat Islam. Mereka yang benar-benar percaya, seperti Abu Bakar Ash-Shiddiq, mendapat derajat tinggi di sisi Allah. Bagi kita hari ini, kisah ini mengajarkan agar tetap teguh meskipun menghadapi cobaan berat.

2. Pentingnya Shalat

Shalat adalah ibadah yang langsung diwajibkan tanpa perantara wahyu biasa, melainkan saat Rasulullah SAW bertemu langsung dengan Allah SWT. Ini menunjukkan betapa shalat adalah tiang agama.

3. Keutamaan Masjid Al Aqsa

Masjid Al Aqsa menjadi titik penting dalam perjalanan Isra. Hal ini menegaskan kedudukan Al Aqsa sebagai salah satu masjid suci dalam Islam selain Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

4. Harapan di Tengah Kesedihan

Isra Miraj datang setelah Rasulullah mengalami tahun penuh kesedihan. Ini menjadi pengingat bahwa setelah kesulitan selalu ada kemudahan, sebagaimana Allah berfirman dalam Surah Al-Insyirah.


Peninggalan Isra Miraj di Kehidupan Umat Islam

Bagi umat Islam, Isra Miraj diperingati setiap tanggal 27 Rajab. Peringatan ini bukan sekadar ritual, melainkan momen untuk merenungkan kembali makna perjalanan spiritual Nabi.

  • Menghidupkan Masjid – Banyak umat Islam berkumpul di masjid, memperbanyak shalat dan zikir.

  • Menanamkan nilai shalat – Orang tua menjadikan momen ini untuk mengajarkan anak-anak tentang kewajiban shalat.

  • Refleksi diri – Bagi generasi dewasa, Isra Miraj menjadi saat yang tepat untuk merenung, apakah shalat kita sudah menjadi penghubung dengan Allah atau hanya rutinitas.


Isra Miraj dalam Perspektif Modern

Di era modern, kisah Isra Miraj Al Aqsa sering dibahas bukan hanya sebagai peristiwa spiritual, tetapi juga fenomena luar biasa. Banyak ilmuwan mencoba mengaitkannya dengan konsep perjalanan ruang-waktu, kecepatan cahaya, hingga dimensi lain.

Namun, bagi orang beriman, Isra Miraj adalah mukjizat yang tidak perlu dipertanyakan secara logis sepenuhnya. Yang lebih penting adalah pesan spiritual: menjaga shalat, memperkuat iman, dan menjadikan Rasulullah SAW sebagai teladan hidup.


Kesimpulan

Kisah Isra Miraj Al Aqsa adalah perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW yang penuh hikmah. Dari Masjidil Haram ke Masjid Al Aqsa, lalu ke langit tujuh hingga Sidratul Muntaha, perjalanan ini menghadirkan hadiah terbesar bagi umat Islam: shalat lima waktu.

Bagi kita yang sudah memasuki usia matang, Isra Miraj adalah pengingat bahwa hidup bukan hanya tentang dunia, tetapi juga tentang persiapan menuju akhirat. Dengan menjaga shalat, memperkuat iman, dan mengambil pelajaran dari kisah ini, kita bisa menjadikan hidup lebih bermakna.

Bagikan

Facebook
LinkedIn
WhatsApp
X
Threads
Email

Artikel Terkait