Saat merencanakan perjalanan ke Korea Selatan, benak kita biasanya dipenuhi oleh bayangan istana-istana megah dari Dinasti Joseon, kuil-kuil Buddha yang tenang di pegunungan, atau gerbang-gerbang kota kuno yang ikonik. Di tengah kekayaan warisan sejarah ini, seorang wisatawan Muslim mungkin akan bertanya-tanya: “Apakah ada peninggalan Islam di sini? Adakah sebuah Masjid Kuno Tertua Korea yang berdiri sebagai saksi bisu sejarah?”
Pencarian akan jawaban ini seringkali membawa kita pada sebuah pemahaman yang keliru. Tidak seperti di Timur Tengah, Asia Tengah, atau bahkan Tiongkok yang memiliki masjid-masjid berusia ratusan tahun, sejarah arsitektur Islam di Semenanjung Korea memiliki alur cerita yang sangat berbeda dan unik. Kenyataannya, tidak ada masjid peninggalan dinasti kuno di Korea.
Namun, jangan kecewa. Sebab, kisah di balik masjid tertua yang sesungguhnya di Korea justru jauh lebih menarik. Ia bukanlah cerita tentang masa lalu yang terlupakan, melainkan sebuah narasi modern yang kuat tentang keteguhan iman, persahabatan antar bangsa, dan lahirnya sebuah komunitas Muslim yang dinamis di Negeri Ginseng. Mari kita telusuri jejaknya.
Meluruskan Sejarah: Jejak Awal Islam di Semenanjung Korea
Untuk memahami mengapa tidak ada masjid kuno, kita perlu melihat sejarah interaksi Korea dengan dunia Muslim.
1. Kontak Awal dengan Dunia Muslim
Jauh sebelum K-Pop atau K-Drama, Semenanjung Korea telah menjalin kontak dengan dunia Muslim. Pada masa Dinasti Silla Bersatu (abad ke-7 hingga ke-10), para pedagang dan navigator Muslim dari Arab dan Persia diketahui telah berlayar hingga ke pesisir Korea. Peta-peta kuno buatan ahli geografi Muslim seperti Al-Idrisi bahkan telah menggambarkan Korea. Namun, interaksi ini sebagian besar bersifat komersial dan maritim. Para pedagang ini datang dan pergi, tidak membentuk komunitas permanen yang menetap dan membangun tempat ibadah.
2. Titik Balik Perang Korea (1950-1953): Lahirnya Komunitas Modern
Titik balik sejarah Islam modern di Korea terjadi pada pertengahan abad ke-20. Selama Perang Korea, Turki mengirimkan brigade pasukannya untuk bertugas di bawah bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Para tentara Turki ini, yang mayoritas adalah Muslim, membawa serta iman mereka. Mereka mendirikan tenda-tenda untuk shalat berjamaah dan memperkenalkan kembali ajaran Islam kepada masyarakat Korea.
Kehadiran mereka tidak hanya bersifat sementara. Selain berjuang di medan perang, mereka juga aktif dalam kegiatan kemanusiaan dan dakwah. Beberapa tentara Turki bahkan ada yang menikahi wanita Korea. Inilah cikal bakal dari komunitas Muslim modern pertama di Korea Selatan. Setelah perang usai, pada tahun 1967, dibentuklah Korea Muslim Federation (KMF) sebagai organisasi resmi yang menaungi umat Islam di sana.
Masjid Pusat Seoul: Jawaban Atas Pencarian “Masjid Kuno Tertua Korea”
Komunitas Muslim yang baru lahir ini tentu saja membutuhkan sebuah pusat kegiatan dan tempat ibadah yang permanen. Impian ini akhirnya terwujud dengan berdirinya Masjid Pusat Seoul (Seoul Central Mosque). Inilah jawaban sesungguhnya atas pencarian Masjid Kuno Tertua Korea. Meskipun tidak “kuno” dalam artian berusia ratusan tahun, ia adalah yang pertama dan tertua di era modern.
Sebuah Hadiah dan Simbol Persahabatan
Pembangunan masjid ini adalah buah dari diplomasi dan persahabatan internasional. Pada tahun 1969, pemerintah Korea di bawah Presiden Park Chung-hee, yang saat itu sedang menjalin hubungan baik dengan negara-negara Timur Tengah yang kaya minyak, menghibahkan sebidang tanah di lokasi strategis di Itaewon, Seoul.
Proses pembangunannya kemudian didanai oleh berbagai negara Muslim, terutama Arab Saudi dan Malaysia. Masjid ini akhirnya secara resmi dibuka pada tanggal 21 Mei 1976, menjadi sebuah tonggak sejarah yang monumental bagi umat Islam di Korea.
Arsitektur Ikonik di Puncak Itaewon
Masjid Pusat Seoul berdiri megah di atas sebuah bukit di kawasan Itaewon. Arsitekturnya mengadopsi gaya Islam modern dengan kubah besar berwarna putih dan dua menara ramping yang menjulang tinggi. Keberadaannya yang mencolok menjadi penanda visual yang unik di tengah lanskap kota Seoul. Desain interiornya dihiasi dengan kaligrafi Arab yang indah, menciptakan suasana yang tenang dan khusyuk bagi para jamaah.
Peran Masjid Pusat Seoul Hari Ini: Jantung Komunitas Muslim
Jauh dari sekadar bangunan bersejarah, Masjid Pusat Seoul adalah sebuah institusi yang hidup dan menjadi pusat dari segala aktivitas Muslim di Korea.
- Pusat Ibadah dan Dakwah: Masjid ini menjadi tempat utama pelaksanaan shalat Jumat dan shalat Idul Fitri/Idul Adha, yang dihadiri oleh ribuan jamaah dari berbagai negara. Selain itu, masjid ini juga aktif menyelenggarakan kelas-kelas Al-Qur’an, bahasa Arab, dan studi Islam.
- Denyut Nadi Kawasan Halal Itaewon: Kehadiran masjid ini secara bertahap mengubah wajah kawasan Itaewon. Di jalan-jalan di sekitarnya, yang dikenal sebagai “Jalan Islam”, kini berjejer puluhan restoran halal, toko kelontong yang menjual produk impor halal, toko buku Islam, dan berbagai bisnis milik Muslim lainnya.
- Jembatan Antar Budaya: Masjid ini sering dikunjungi oleh warga Korea non-Muslim, baik pelajar maupun masyarakat umum, yang ingin belajar lebih banyak tentang Islam. Ia berfungsi sebagai jembatan penting untuk dialog antaragama dan pemahaman budaya.
Menemukan Sisi Islami Korea: Perjalanan Bersama Al Khair Tour and Travel
Menjelajahi Korea tidak harus melulu tentang K-Pop, belanja, atau istana. Bagi seorang wisatawan Muslim, menemukan sisi lain Korea yang Islami, seperti mengunjungi Masjid Pusat Seoul dan merasakan atmosfer halal di Itaewon, adalah sebuah pengalaman yang sangat memperkaya.
Namun, seringkali paket tur standar tidak memasukkan destinasi-destinasi ini dalam itinerary mereka. Di sinilah Al Khair Tour and Travel Biro Perjalanan menawarkan sesuatu yang berbeda. Setelah sukses melayani jamaah dalam perjalanan spiritual ke Timur Tengah dan Eropa, kami kini memperluas layanan kami dengan paket wisata yang dirancang khusus untuk kebutuhan Anda.
Lebih dari K-Pop dan Belanja: Paket “Muslim-Friendly Korea”
Dalam paket “Muslim-Friendly Korea & Jeju” kami, kami memastikan perjalanan Anda tidak hanya menyenangkan, tetapi juga menenangkan secara spiritual.
- Kunjungan Khusus ke Masjid Pusat Seoul: Kami secara khusus akan mengajak Anda untuk menunaikan shalat di Masjid Pusat Seoul. Pemandu kami akan menceritakan sejarah pendiriannya yang inspiratif.
- Wisata Kuliner Halal di Itaewon: Kami akan membawa Anda untuk mencicipi kelezatan kuliner halal otentik di kawasan Itaewon, sebuah pengalaman yang tidak akan Anda dapatkan di tur biasa.
- Kenyamanan Ibadah dan Makanan Terjamin: Tentu saja, di sepanjang perjalanan, waktu shalat akan selalu diperhatikan dan semua makanan yang disajikan telah kami kurasi dari restoran-restoran halal dan ramah Muslim terpercaya.
Kesimpulan: Kisah Keteguhan Iman di Negeri Ginseng
Pencarian akan Masjid Kuno Tertua Korea pada akhirnya membawa kita pada sebuah kisah yang lebih berharga daripada sekadar bangunan tua. Ia membawa kita pada cerita tentang sekelompok kecil tentara yang membawa benih iman, perjuangan sebuah komunitas untuk memiliki identitas, dan persahabatan antar bangsa yang melahirkan sebuah simbol harapan di puncak bukit Itaewon.
Masjid Pusat Seoul adalah bukti nyata bahwa sejarah Islam terus ditulis di seluruh penjuru dunia. Mengunjunginya akan memberikan Anda perspektif baru yang unik tentang Korea. Mari jelajahi sisi tersembunyi yang penuh inspirasi ini bersama Al Khair Tour and Travel Biro Perjalanan.