Menyingkap Keagungan Al-Azhar: Jantung Pusat Ilmu Islam Dunia Selama Ribuan Tahun

Jantung Pusat Ilmu Islam Dunia Selama Ribuan Tahun

Daftar isi

Di tengah hiruk pikuk kota Kairo yang bersejarah, berdiri sebuah institusi yang cahayanya telah menerangi dunia Islam selama lebih dari seribu tahun. Institusi ini adalah Al-Azhar. Bagi jutaan Muslim, nama ini bukan sekadar merujuk pada sebuah masjid atau universitas, melainkan sebuah simbol keagungan intelektual dan spiritual. Inilah pusat ilmu Islam Al Azhar yang sesungguhnya, sebuah mercusuar yang tak pernah padam dalam menjaga tradisi keilmuan Islam yang otentik dan moderat.

Selama berabad-abad, para penuntut ilmu dari seluruh penjuru dunia berdatangan ke Al-Azhar untuk meneguk dari mata air pengetahuannya yang tak pernah kering. Dari lorong-lorong masjidnya yang kuno hingga ruang-ruang kelas universitasnya yang modern, Al-Azhar telah melahirkan jutaan ulama, cendekiawan, pemimpin, dan pemikir yang membentuk wajah peradaban Islam global. Artikel ini akan membawa Anda menyelami lebih dalam mengapa Al-Azhar layak menyandang gelar sebagai jantung pusat ilmu Islam dunia.

 

Sejarah Panjang Al-Azhar: Dari Masjid Menjadi Universitas Tertua di Dunia

Untuk memahami keistimewaan Al-Azhar, kita harus kembali ke akarnya pada abad ke-10. Didirikan oleh Dinasti Fatimiyah pada tahun 970-972 M, Al-Azhar pada awalnya adalah sebuah masjid agung yang berfungsi sebagai pusat penyebaran ajaran Syiah Ismailiyah. Namanya sendiri, “Al-Azhar” (Yang Paling Bercahaya), terinspirasi dari julukan Sayyidah Fatimah Az-Zahra, putri Nabi Muhammad SAW.

Namun, titik balik terpenting dalam sejarahnya terjadi pada abad ke-12 di bawah kepemimpinan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi. Setelah menaklukkan Mesir, Salahuddin mengubah Al-Azhar menjadi pusat pembelajaran Islam Sunni. Sejak saat itulah, Al-Azhar mulai membangun reputasinya sebagai benteng ajaran Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

Secara bertahap, fungsi Al-Azhar berkembang dari sekadar masjid tempat halaqah-halaqah ilmu menjadi sebuah institusi pendidikan tinggi yang terstruktur. Ia diakui sebagai salah satu universitas pemberi gelar tertua di dunia yang terus beroperasi tanpa henti. Status ini menjadikannya tidak hanya penting dari sisi religius, tetapi juga sebagai monumen sejarah pendidikan dunia.

 

Pilar-Pilar yang Menjadikan Al-Azhar sebagai Pusat Ilmu Islam Terkemuka

 

Gelar pusat ilmu Islam Al Azhar tidak diraih dalam semalam. Reputasi ini dibangun di atas pilar-pilar kokoh yang telah teruji oleh zaman dan menjadi ciri khas utamanya.

1. Manhaj Wasathiyah: Fondasi Pemikiran Islam Moderat

Salah satu pilar terpenting Al-Azhar adalah komitmennya pada Manhaj Wasathiyah—metodologi pemikiran yang mengambil jalan tengah, moderat, dan seimbang. Di tengah maraknya ideologi ekstrem kanan dan kiri, Al-Azhar berdiri teguh sebagai penyeru Islam yang toleran, inklusif, dan menolak segala bentuk radikalisme.

Para ulama Al-Azhar mengajarkan bahwa Islam adalah agama yang menjunjung tinggi akal, menghargai perbedaan, dan mendorong dialog antarperadaban. Manhaj inilah yang membuat fatwa dan pandangan dari Grand Syaikh Al-Azhar menjadi rujukan penting bagi pemerintah dan umat Islam di seluruh dunia dalam menghadapi isu-isu kontemporer.

2. Kurikulum Komprehensif: Mengintegrasikan Ilmu Agama dan Umum

Berbeda dari institusi keagamaan lain yang mungkin hanya fokus pada studi Islam, Universitas Al-Azhar memiliki kurikulum yang sangat komprehensif. Tentu, studi inti seperti:

  • Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
  • Ilmu Hadits
  • Fiqh (Hukum Islam) dan Ushul Fiqh
  • Aqidah dan Filsafat Islam
  • Sejarah Peradaban Islam
  • Bahasa Arab

menjadi fondasi utama. Namun, Universitas Al-Azhar juga memiliki fakultas-fakultas ilmu umum yang modern dan bergengsi, seperti Kedokteran, Teknik, Sains, Perdagangan, dan Pertanian. Integrasi ini mencerminkan pandangan Islam yang holistik, di mana tidak ada pemisahan antara ilmu agama (duniawi) dan ilmu akhirat (ukhrawi), karena semua ilmu pada hakikatnya berasal dari Allah SWT.

3. Jaringan Ulama dan Cendekiawan Global yang Luas

Keagungan Al-Azhar juga tecermin dari jaringan alumninya yang tersebar di seluruh dunia. Lulusan Al-Azhar, yang dikenal dengan sebutan “Azhari,” menjadi duta-duta keilmuan di negara mereka masing-masing. Mereka menjadi ulama, menteri, duta besar, profesor, dan pemimpin masyarakat yang menyebarkan pemahaman Islam wasathiyah yang mereka peroleh di Mesir.

Institusi ini dipimpin oleh seorang Grand Syaikh Al-Azhar, sebuah posisi yang sangat dihormati di dunia Sunni. Otoritas keilmuan dan spiritualnya menjadikan Al-Azhar sebagai rujukan utama dalam menentukan awal Ramadhan, fatwa-fatwa penting, dan sikap dunia Islam terhadap berbagai isu global.

 

Al-Azhar dan Indonesia: Ikatan Sejarah yang Tak Terpisahkan

Bagi umat Islam Indonesia, Al-Azhar memiliki tempat yang sangat istimewa. Hubungan intelektual antara Indonesia dan Al-Azhar telah terjalin selama lebih dari satu abad. Banyak tokoh besar dan ulama Nusantara yang merupakan alumni dari pusat ilmu Islam Al Azhar. Sebut saja nama-nama besar seperti:

  • KH. Hasyim Asy’ari (pendiri Nahdlatul Ulama, meskipun tidak secara formal, namun sangat terpengaruh oleh jaringan ulama Azhar).
  • Buya Hamka, seorang sastrawan dan ulama besar.
  • KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Presiden ke-4 RI.
  • Prof. Dr. M. Quraish Shihab, pakar tafsir terkemuka di Indonesia.

Para alumni inilah yang membawa dan menanamkan nilai-nilai moderasi Al-Azhar di Indonesia, yang terbukti sangat cocok dengan karakter masyarakat Nusantara yang majemuk. Hingga hari ini, ribuan mahasiswa Indonesia masih menimba ilmu di Al-Azhar, melanjutkan tradisi emas hubungan kedua belah pihak.

 

Mengunjungi Mercusuar Ilmu: Pengalaman Ziarah ke Al-Azhar bersama Al Khair Tour and Travel

Membaca tentang keagungan Al-Azhar tentu sangat menginspirasi, tetapi menyaksikannya secara langsung adalah pengalaman spiritual dan intelektual yang tiada duanya. Berjalan di halaman masjidnya yang berusia seribu tahun, melihat para mahasiswa dari puluhan negara berdiskusi, dan merasakan atmosfer keilmuan yang kental adalah sebuah kesempatan langka.

Untuk merasakan langsung denyut kehidupan di pusat ilmu Islam Al Azhar, diperlukan perencanaan perjalanan yang tidak hanya nyaman tetapi juga bermakna. Di sinilah Al Khair Tour and Travel Biro Perjalanan hadir sebagai mitra perjalanan spiritual Anda.

Sebagai spesialis dalam wisata halal dan ziarah ke tempat-tempat bersejarah Islam, Al Khair Tour and Travel merancang paket perjalanan ke Mesir yang menjadikan kunjungan ke Al-Azhar sebagai salah satu puncaknya. Bersama kami, Anda akan mendapatkan:

  • Pemandu Lokal Berwawasan: Dipandu oleh mereka yang memahami sejarah, budaya, dan signifikansi spiritual setiap sudut Al-Azhar dan situs bersejarah lainnya di Kairo.
  • Itinerari yang Bermakna: Rute perjalanan yang dirancang untuk memberikan pengalaman mendalam, bukan sekadar tur foto, melainkan sebuah ziarah ilmu.
  • Akomodasi dan Transportasi Halal: Semua fasilitas dijamin halal dan nyaman, sehingga Anda dapat fokus beribadah dan menyerap ilmu.
  • Layanan Profesional: Tim Al Khair Tour and Travel akan mengurus semua detail perjalanan Anda, memastikan pengalaman yang lancar dan bebas dari rasa khawatir.

 

Kesimpulan: Cahaya yang Tak Pernah Padam

Al-Azhar bukanlah sekadar bangunan kuno di Kairo. Ia adalah sebuah ide, sebuah manhaj, dan sebuah warisan hidup. Selama lebih dari 1.000 tahun, ia telah membuktikan perannya sebagai penjaga gawang tradisi keilmuan Islam yang luhur dan promoter aktif perdamaian serta moderasi. Pilar-pilar kokoh berupa manhaj wasathiyah, kurikulum integratif, dan jaringan ulama global memastikan bahwa perannya sebagai pusat ilmu Islam Al Azhar akan terus relevan hingga akhir zaman. Cahayanya telah, sedang, dan akan terus menerangi jalan bagi para pencari kebenaran di seluruh dunia.

Bagikan

Facebook
LinkedIn
WhatsApp
X
Threads
Email

Artikel Terkait