Data dari Presidensi Umum Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi pada musim Ramadan 1446 H (Maret 2025) mencatatkan rekor jumlah jemaah yang luar biasa. Pada 10 malam terakhir, pelataran tawaf dan seluruh lantai masjid dipadati oleh lebih dari 2,5 juta Muslim yang beribadah secara bersamaan. Di tengah lautan manusia yang khusyuk tersebut, ada satu area kecil berbentuk setengah lingkaran yang menjadi episentrum dambaan dan perjuangan bagi setiap jemaah: Hijr Ismail.
Bagi kamu yang pernah atau akan berangkat Umroh di bulan suci, impian untuk bisa sujud dan memanjatkan doa di dalam area ini adalah puncak dari segala pencapaian spiritual di Tanah Haram. Ini bukan sekadar sholat di tempat biasa. Ini adalah sebuah “jihad” kecil yang membutuhkan strategi, kesabaran, dan pemahaman yang mendalam. Banyak jemaah yang berniat tulus harus pulang dengan kecewa karena gagal menembus lautan manusia yang menjaganya.
Keistimewaan Puncak: Mengapa Sholat Hijr Ismail Ramadhan Begitu Diburu?
Sebelum kita membahas strateginya, kamu harus memahami mengapa area kecil ini memiliki magnet spiritual yang begitu dahsyat. Mengapa jutaan orang rela berdesakan, bahkan menangis, hanya untuk bisa sholat dua rakaat di dalamnya? Jawabannya terletak pada tiga keutamaan agung berikut.
1. Sholat di Dalamnya Setara dengan Sholat di Dalam Ka’bah
Inilah keutamaan terbesar yang menjadi dasar dari segalanya. Hijr Ismail, area yang dibatasi oleh dinding setengah lingkaran (disebut Al-Hatim), pada hakikatnya adalah bagian dari Ka’bah.
- Dasar Sejarah & Hadis: Sejarah mencatat, saat Ka’bah direnovasi oleh kaum Quraisy di masa pra-Islam, mereka kekurangan dana yang halal. Akibatnya, mereka memperkecil bangunan Ka’bah dan menyisakan area sekitar 6 hasta (sekitar 3 meter) di luar, lalu menandainya dengan dinding rendah.
- Penegasan Rasulullah SAW: Keutamaan ini ditegaskan dalam hadis sahih, ketika Aisyah RA ingin sekali sholat di dalam Ka’bah. Rasulullah SAW kemudian memegang tangannya, membawanya ke Hijr Ismail, dan bersabda, “Sholatlah di sini jika engkau ingin masuk ke dalam Ka’bah, karena ini adalah bagian dari Baitullah.” (HR. Tirmidzi & Nasa’i). Dengan sholat di sini, secara fiqh kamu telah sholat di dalam Ka’bah.
2. Gabungan Kemuliaan Waktu (Ramadan) dan Tempat (Ka’bah)
Jika sholat di Hijr Ismail di hari biasa saja sudah luar biasa, melakukannya di bulan Ramadan adalah sebuah kemuliaan berlapis-lapis.
- Pahala Berlipat Ganda: Pertama, kamu berada di bulan Ramadan, bulan yang setiap amalannya dilipatgandakan. Kedua, kamu berada di Masjidil Haram, di mana satu sholat fardhu saja bernilai 100.000 kali lipat. Ketiga, kamu berada di dalam Ka’bah itu sendiri. Sulit membayangkan betapa besarnya ganjaran yang Allah janjikan bagi hamba-Nya yang berhasil meraihnya dengan ikhlas.
3. Salah Satu Titik Paling Mustajab untuk Berdoa
Banyak ulama dan pengalaman jemaah meyakini bahwa Hijr Ismail adalah salah satu titik paling mustajab untuk memanjatkan doa di seluruh kompleks Masjidil Haram.
- Jejak Para Nabi: Di sinilah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS pernah meletakkan fondasi Ka’bah. Di bawah area ini juga diyakini terdapat makam dari Siti Hajar dan Nabi Ismail AS (meskipun ada perbedaan pendapat ulama). Energi spiritual dari sejarah para nabi ini begitu kental terasa, membuat setiap doa yang terpanjat terasa lebih dekat ke langit.
Perjuangan dan Strategi: 7 Kunci Sukses Meraih Sholat Hijr Ismail Ramadhan
Sekarang kita masuk ke bagian praktis. Memahami keutamaannya akan memberimu niat yang kuat. Namun, tanpa strategi yang tepat, niatmu bisa kandas di tengah lautan manusia. Berikut adalah 7 strategi praktis berdasarkan pengalaman ribuan jemaah.
1. Pahami Peta dan Waktu Buka-Tutup Area
Hijr Ismail tidak terbuka 24 jam penuh untuk sholat. Area ini memiliki dua pintu (masuk dan keluar) yang dijaga ketat oleh Askar (petugas keamanan).
- Jadwal Dinamis: Askar akan menutup area ini secara periodik untuk pembersihan, memberi jalan bagi jemaah yang sedang Tawaf, atau saat ada tamu VIP. Pahami bahwa kamu tidak bisa masuk kapan saja kamu mau. Kamu harus jeli melihat kapan pintu tersebut dibuka.
2. Pilih Waktu “Emas” (Bukan Waktu Puncak)
Kesalahan terbesar jemaah adalah mencoba masuk di waktu-waktu puncak, seperti persis setelah sholat fardhu atau tepat setelah selesai Tarawih. Pada jam-jam ini, semua orang memiliki ide yang sama dan area tersebut akan menjadi lautan manusia yang saling mendorong.
- Waktu Dhuha (Pagi Hari): Sekitar pukul 08.00 hingga 11.00 pagi. Pada jam ini, banyak jemaah yang sudah kembali ke hotel untuk beristirahat setelah sahur dan sholat Subuh.
- Waktu Qiyamullail (Dini Hari): Ini adalah waktu terbaik. Sekitar pukul 01.30 hingga 03.00 dini hari (sebelum sahur). Banyak jemaah memilih beritikaf di lantai atas atau beristirahat. Meskipun tetap ramai, arusnya jauh lebih terkendali dibandingkan setelah Tarawih.
3. Kunci Utama: Kesabaran Super Ekstra dan Jaga Emosi
Kamu akan didorong, dijepit, dan diinjak. Itu adalah sebuah kepastian. Di sinilah ujian keikhlasanmu dimulai.
- Jaga Lisan dan Hati: Jika kamu membalas dorongan dengan dorongan, atau memaki dalam hati, pahala ibadahmu bisa jadi sirna. Teruslah berzikir (Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar). Anggaplah desakan itu sebagai bagian dari perjuanganmu. Jangan pernah menyakiti sesama jemaah. Jika kondisi terlalu brutal, lebih baik mundur dan cari waktu lain daripada memaksakan diri dan menyakiti orang.
4. Bergerak dalam Rombongan Kecil (Saling Melindungi)
Jangan pernah mencoba masuk sendirian, terutama jika kamu perempuan. Kamu akan hanyut oleh arus. Namun, jangan juga masuk dalam rombongan besar (lebih dari 4 orang) karena akan sulit bermanuver dan berpotensi menghalangi jalan orang lain.
- Formasi Ideal: Formasi ideal adalah 2-3 orang. Buatlah “rantai” dengan saling berpegangan erat. Yang paling kuat secara fisik berada di depan untuk membuka jalan dengan sopan, sementara yang di belakang menjaga agar tidak ada yang terlepas dari rombongan.
5. Fokus pada Satu Titik: Pintu Masuk
Saat area dibuka, jangan ragu. Fokuskan pandanganmu pada pintu masuk Hijr Ismail. Bergeraklah dengan tenang namun pasti, mengikuti arus jemaah yang juga bertujuan sama. Jangan berhenti atau ragu di tengah jalan karena akan menyebabkan kemacetan dan dorongan dari belakang.
6. Sholat Cepat, Khusyuk, dan Bergantian
Inilah adab terpenting saat kamu berhasil masuk. Jangan egois.
- Sholat Sunnah 2 Rakaat: Segera cari celah kosong, takbiratul ihram, dan laksanakan sholat sunnah 2 rakaat (bisa niat sholat Tahiyatul Masjid, sholat Hajat, atau sholat sunnah mutlak). Lakukan dengan tuma’ninah (tenang) namun cepat.
- Doa Singkat dan Padat: Setelah salam, segera angkat tangan, panjatkan doa-doa utamamu dengan cepat dan fokus.
- Segera Keluar: Setelah selesai, jangan berlama-lama mengambil foto atau berdiam diri. Segera berdiri dan bergerak menuju pintu keluar untuk memberi kesempatan pada ribuan saudaramu yang lain yang sudah menunggu di belakangmu.
7. Peran Penting Pemandu (Mutawwif) yang Berpengalaman
Untuk perjalanan spiritual yang sangat teknis seperti ini, peran pemandu yang berpengalaman sangatlah krusial. Jemaah yang bepergian sendiri seringkali kebingungan dengan ritme buka-tutup dan alur keramaian.
- Soft Selling: Di sinilah keunggulan biro perjalanan seperti Al Khair Tour and Travel teruji. Mereka tidak hanya mengurus visa dan hotel. Pemandu (mutawwif) mereka yang sudah puluhan kali mendampingi jemaah di bulan Ramadan, memiliki “ilmu lapangan” dan experience untuk membaca situasi. Mereka tahu kapan waktu terbaik untuk “menerobos” dan akan memandu rombongan kecil secara bergantian dengan strategi yang aman dan beradab.
Pada akhirnya, keberhasilan meraih Sholat Hijr Ismail Ramadhan adalah sebuah anugerah dan rezeki dari Allah SWT. Tugas kita adalah menyempurnakan ikhtiar dengan niat yang lurus dan strategi yang cerdas. Semoga, kamu adalah salah satu hamba pilihan-Nya yang diberikan kesempatan untuk sujud di dalam Baitullah pada bulan yang paling suci.